Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

6/recent/ticker-posts

Walikota Tual Adakan Tatap Muka dengan Perangkat Ohoi, BSF, ASN, Kader Posyandu, dan Tokoh Masyarakat

Walikota Tual Adakan Tatap Muka dengan Perangkat Ohoi, BSF, ASN, Kader Posyandu, dan Tokoh Masyarakat


Tual, Liputan 21.com– Pemerintah Kota Tual melaksanakan kunjungan kerja yang dipimpin langsung oleh Penjabat (Pj.) Walikota Tual beserta jajaran, yang dilaksanakan di Balai Ohoi Tam Ngurhir, Kecamatan Tayando-Tam. Rabu, 13/11/2024

Pertemuan ini melibatkan perangkat Ohoi, BSF, ASN, Kader Posyandu, serta tokoh masyarakat dari tiga wilayah Ohoi, yaitu Tam Ngurhir, Tam Ohoitom, dan Tam Ngurnila.

Kunjungan ini dihadiri oleh beberapa pejabat penting, di antaranya Pj. Ketua TP PKK Kota Tual, Kapolres Tual beserta Ketua Bhayangkari, Pj. Sekda Tual, Kaban Kesbangpol, Kabag Protokol, serta para kepala dinas dari berbagai bidang, seperti Dinas Ketapang, Kesehatan, Pertanian, PUPR, dan Lingkungan Hidup. Selain itu, turut hadir Kabag Ren Polres Tual, Sekretaris Dinas PUPR, Sekretaris Dinas Kesehatan, dan Kepala Bidang Konflik dan Wasnas Kesbangpol.

Dalam kesempatan ini, Pj. Ketua PKK Kota Tual, Dr. Rahmi Meitia Hasan, menyampaikan pemaparan mengenai upaya pencegahan stunting yang merupakan salah satu fokus utama TP PKK Kota Tual. Dr. Rahmi menjelaskan bahwa isu stunting bukan hanya persoalan kesehatan, melainkan masalah yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pendidikan, akses air bersih, dan infrastruktur.

Menurut Dr. Rahmi, posyandu memiliki peran penting dalam upaya pencegahan stunting karena berfungsi sebagai layanan awal bagi masyarakat, khususnya bagi ibu hamil dan balita. 

Ia menekankan pentingnya pemahaman mengenai stunting, yang kerap kali disalahartikan sebagai kondisi fisik anak yang pendek. Dr. Rahmi menjelaskan bahwa stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu lama. Anak yang stunting tidak berkembang sesuai dengan usia dan memiliki risiko masalah kesehatan jangka panjang.

"Stunting terjadi karena masalah gizi kronis, yang dapat disebabkan oleh kekurangan asupan gizi selama 1000 hari pertama kehidupan anak – dari masa kehamilan hingga usia dua tahun," ujar Dr. Rahmi. Ia juga menjelaskan pentingnya pemantauan kesehatan ibu hamil, pemberian zat besi, dan inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi baru lahir.

Dr. Rahmi mengimbau agar anak-anak, terutama remaja perempuan, mendapatkan asupan gizi yang cukup. Hal ini penting bagi masa depan mereka sebagai calon ibu yang sehat agar dapat melahirkan generasi yang sehat pula.

Di akhir pertemuan, para peserta diskusi juga mendiskusikan kendala terkait penyediaan makanan tambahan bagi balita di posyandu. Pj. Walikota Tual dan jajaran dinas terkait berkomitmen untuk memberikan dukungan dan solusi terhadap kebutuhan tersebut.

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pencegahan stunting dan memperkuat kolaborasi antara pemerintah, posyandu, serta masyarakat dalam upaya meningkatkan kualitas hidup anak-anak di Kota Tual. (Kef) 

Posting Komentar

0 Komentar