Tual, Liputan 21.com – Penjabat Sekretaris Daerah Kota Tual yang juga menjabat sebagai Sekretaris Tim Percepatan Pembangunan mengumumkan bahwa pada 19 Januari 2025, Kota Tual akan melaksanakan ekspor perdana ikan hidup ke Hongkong. Komoditas ini akan dikirim langsung menggunakan transportasi laut. Senin, 6/1/2024.
Ekspor ini merupakan yang ketiga dalam dua bulan terakhir, setelah sebelumnya sukses melakukan 2 kali pengiriman komoditas rumput laut ke Surabaya.
Capaian ekspor perdana tentunya diharapkan berkelanjutan sehingga meningkatkan pendapatan daerah dari sisi Bagi Hasil Devisa Ekspor di tahun 2026 karena telah terpenuhi Syarat adminstrasi pencatatan ekspor dari Tual.
Selain ikan hidup, di akhir Januari ini Pemerintah Tual dan Mitra tengah mempersiapkan ekspor komoditas lainnya, seperti ikan beku, udang, kepiting bakau, dan lobster. Potensi ekspor yang dimiliki pelaku usaha ekspor perikanan yakni 40 ton per bulan.Pengiriman dilakukan melalui jalur kargo udara dari Bandar Udara Karel Sadsuitubun Langgur dengan transit di Makassar sebelum melanjutkan perjalanan ke Taiwan.
Penjabat Sekda Kota Tual menekankan pentingnya kesinambungan dalam agenda ekspor ini. Ia menyebutkan bahwa pasar internasional untuk komoditas unggulan Kota Tual sudah tersedia, dengan dukungan kerja sama strategis bersama Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia di Sulawesi Selatan.
“Kerja sama ini akan mempermudah pemerintah daerah dalam meningkatkan perekonomian dan mendukung pelaku usaha di lapangan, termasuk nelayan budidaya dan tangkap,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya kolaborasi erat antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan Gabungan pengusaha ekspor impor guna mendukung keberhasilan program ini.
"Kami telah menjalin hubungan langsung dengan importir di negara tujuan untuk memastikan keberlanjutan ekspor," tambahnya.
Dengan langkah strategis ini, diharapkan Kota Tual dapat memperkuat posisinya sebagai kota Maritim, salah satu kordinat ekspor komoditas perikanan di Indonesia, dan akan berkembang sebagai salah satu pusat ekonomi berbasis kelautan di kawasan timur Indonesia. (Kef)
0 Komentar