Danlanal Tual Serukan Ain Batang Ain, Satu Hati dan Jaga Negeri Sebagai Pilar Keamanan Wilayah Maritim
Tual, liputan21. com – Ditengah derasnya arus perubahan sosial dan dinamika keamanan global, Komandan Pangkalan TNI AL (Lanal) Tual, Kolonel Laut (P) Hananto Dwi P, S.T., M.Tr. Hanla, M.M., menyerukan pentingnya menggali dan menghidupkan kembali nilai-nilai budaya lokal sebagai pilar pertahanan dan ketertiban masyarakat.
” Salah satu nilai luhur masyarakat Kei di Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara yang tetap relevan hingga kini adalah Ain Batang Ain, yang berarti “satu rasa, satu jiwa”, Terang Danlanal Tual dalam keterangan tertulisnya kepada media ini, Jumat ( 11 / 4 / 2025 ).
Menurut Danlanal, nilai ini menjadi fondasi strategis dalam membangun keamanan dan ketertiban yang berakar pada budaya sendiri.
” Sebagai garda terdepan pertahanan negara di wilayah maritim, Lanal Tual membawahi wilayah kerja meliputi Kota Tual, dan Kabupaten Maluku Tenggara, tetap menjaga dan menghormati nilai – nilai kearifan budaya lokal masyarakat di Kepulauan Kei yang dikenal Ain Ni Ain ( katong semua satu – red) dan Ain Batang Ain ( saling menjaga – red ), ” Ujarnya.
Danlanal menegaskan dalam pelaksanaan tugas, TNI AL berpegang pada amanat Undang-Undang TNI Pasal 10 ayat (3), yang mencakup, nempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayah, melindungi kehormatan serta keselamatan bangsa, termasuk melaksanakan operasi militer, selain perang (OMSP), dan pendekatan berbasis budaya lokal.
“Ain Batang Ain bukan sekadar pepatah adat Kei, tetapi filosofi hidup yang menanamkan empati, solidaritas, dan tanggung jawab sosial. Jika satu terluka, semua turut merasakan. Inilah kekuatan sejati masyarakat yang aman dan bersatu,” ujar Danlanal Tual .
Kearifan Lokal sebagai Perisai Sosial
Diakui, dalam konteks potensi konflik sosial akibat perbedaan identitas, intoleransi, dan arus informasi negatif di media sosial, nilai-nilai Ain Batang Ain menjadi tameng sosial yang efektif.
Danlanal menekankan pentingnya hukum adat Larvul Ngabal, budaya gotong royong Maren, serta praktik sasi adat ( Hawear– red) sebagai bentuk pertahanan sipil berbasis nilai leluhur masyarakat Kei.
“Penyelesaian persoalan dalam Larvul Ngabal selalu melalui musyawarah, bukan kekerasan. Ini selaras semangat TNI sebagai penjaga keamanan yang kuat, namun tetap mengedepankan pendekatan humanis,” tegasnya.
Perahu: Simbol Persatuan Bangsa
Danlanal mengakui, simbol perahu dalam budaya Kei menjadi lambang persatuan dan kebersamaan.
” Dalam satu perahu, semua penumpang harus bekerja sama agar selamat sampai tujuan, begitu pula kehidupan berbangsa, ” Pesanya.
Kata Hananto, kita semua harus bersatu dan tetap berada dalam satu perahu besar bernama Indonesia.
” Jika satu bagian bocor, maka seluruhnya bisa tenggelam. Solidaritas dan persatuan adalah kuncinya,” lanjutnya.
Satu Laut, Satu Jiwa, Satu Tujuan
Danlanal mengakui, dengan laut sebagai ibu, perahu sebagai rumah, dan komunitas sebagai kekuatan, masyarakat Kei telah lama membangun harmoni sosial.
” Semangat ini berpadu erat dengan nilai Ain Batang Ain, memperkuat rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan sesama, ” Jelasnya.
Sinergi Komunal Untuk Keamanan
Danlanal Tual mengajak seluruh elemen masyarakat, tokoh agama, adat, pemuda, perempuan, dan sipil—untuk menghidupkan kembali semangat Ain Batang Ain dalam menjaga Kamtibmas berbasis budaya.
“Kalau kita satu rasa, kita tidak mungkin saling menyakiti. Mari jaga keamanan bukan hanya dengan hukum, tetapi juga dengan hati dan budaya kita sendiri,” Ajak Hananto.
Damai Dimulai dari Kampung Sendiri
Danlanal menutup pesannya dengan menegaskan kalau keamanan sejati bukan hanya tanggung jawab aparat, melainkan tanggung jawab bersama yang harus dimulai dari keluarga dan kampung sendiri.
Dikatakan ditengah derasnya arus informasi dan provokasi di media sosial, Danlanal menitipkan pesan khusus kepada generasi muda seperti ini.
“Jangan mudah terpancing. Jadikan Ain Batang Ain sebagai filter dalam berpikir dan bertindak. Generasi muda adalah penjaga masa depan, ” Pesan Danlanal Tual kepada generasi muda di Kepulauan Kei. (Kef)
0 Komentar