Segitiga Emas Peradaban: Sinergi Pembangunan, Pendidikan, dan Kualitas Manusia
Oleh Bupati Maluku Tenggara, Drs. Muhammad Thaher Hanubun
(Disampaikan dalam Forum Rapat Komite Pengarah Program INOVASI Fase 3 Provinsi Maluku)
Langgur ,Liputan 21.com – Pendidikan sejati adalah seperti nyala api yang menular dari satu lilin ke lilin lainnya: menghidupkan, menerangi, dan memberi harapan. Dalam pandangan Bupati Maluku Tenggara, Drs. Muhammad Thaher Hanubun, pendidikan bukan semata tanggung jawab pemerintah atau guru, tetapi panggilan kolektif seluruh elemen masyarakat.
Hal itu disampaikan dalam Forum Rapat Komite Pengarah Program INOVASI Fase 3 Provinsi Maluku, di mana Bupati menegaskan pentingnya keterpaduan antara pembangunan, pendidikan, dan peningkatan kualitas manusia yang ia sebut sebagai Segitiga Emas Peradaban.
> “Ketika literasi dan numerasi menjadi fondasinya, karakter menjadi pilarnya, dan kolaborasi menjadi atapnya, maka rumah pendidikan yang kita bangun akan mampu menaungi generasi masa depan dalam menghadapi badai perubahan zaman,” ujar Hanubun.
Pendidikan sebagai Jembatan Pembangunan
Menurutnya, pembangunan yang tidak diiringi peningkatan kualitas manusia hanya akan menjadi monumen kosong tanpa makna. Sebaliknya, pendidikan berkualitas adalah jembatan penting yang menghubungkan pembangunan infrastruktur dengan pembentukan manusia yang memiliki ketajaman berpikir, kecakapan sosial, dan kematangan karakter.
Di Maluku Tenggara, gerakan bersama dalam pendidikan tidak hanya membentuk masa depan generasi muda, tetapi juga menjadi sarana pelestarian kearifan lokal dan penguatan identitas bangsa.
INOVASI sebagai Katalisator
Dalam konteks ini, Bupati menyoroti pentingnya Program INOVASI sebagai katalisator strategis. Kolaborasi Indonesia dan Australia melalui program ini dinilai mampu memperkuat literasi dan numerasi di wilayah Maluku Tenggara. Melalui peningkatan kompetensi guru dan transformasi metode pembelajaran, program ini menjadi penggerak perubahan pendidikan yang berkelanjutan.
“Pendidikan tidak bisa dikerjakan secara parsial. Perlu pendekatan kolaboratif yang melibatkan seluruh organisasi perangkat daerah, serta mengoptimalkan peran orang tua dalam mendampingi anak-anak mereka,” tegasnya.
Menuju Masyarakat Bermartabat
Lebih jauh, Bupati Hanubun menekankan pentingnya menciptakan sinergi antarpemangku kepentingan untuk menghadirkan sistem pendidikan yang tidak hanya menjawab tantangan jangka pendek, tetapi juga membangun ekosistem jangka panjang yang selaras antara pembangunan fisik dan nonfisik.
Tujuan akhirnya adalah membentuk masyarakat yang tidak hanya sejahtera secara material, tetapi juga bermartabat, berbudaya, dan memiliki ketangguhan dalam menghadapi tantangan global.
“Segitiga emas peradaban ini harus menjadi kompas bagi kita semua. Karena pada akhirnya, peradaban yang kokoh hanya dapat dibangun dengan pondasi manusia yang unggul,” pungkas Hanubun.
(Kef)
0 Komentar