Liputan21 – Aktris Lea Seydoux menilai No Time to Die yang ia mainkan sangat emosional bagi penggemar karena bakal menjadi film terakhir di mana Daniel Craig berperan sebagai James Bond.
“Film ini sangat emosional. Sangat mengharukan. Saya rasa kalian akan menangis, jika kalian ingin,” kata Seydoux kepada C Magazine yang dikutip NME.
Aktris asal Prancis ini melanjutkan, “Saya menangis (ketika menonton No Time to Die), yang mana itu aneh karena saya berperan dalam film ini.”
Dalam No Time To Die, Seydoux berperan sebagai psikolog bernama Madeleine Swann. Karakter itu pertama kali muncul dalam film Spectre yang rilis 2015 lalu.
Swann diceritakan memiliki hubungan spesial dengan James Bond. Dalam Spectre, Bond diceritakan menyelamatkan Swann dan sejak itu mereka menjadi dekat.
No Time to Die mengambil latar waktu lima tahun setelah kejadian dalam film Spectre. Bond sudah pensiun dari dunia mata-mata dan hidup tenang di Jamaika.
Ketenangan Bond tidak bertahan lama. Temannya yang merupakan agen CIA, Felix Leiter, meminta bantuan. Bond pun harus berhadapan dengan musuh dan bahaya yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Sutradara Cary Joji Fukunaga mendeskripsikan No Time to Die sebagai “puncak pencapaian James Bond, termasuk semua trauma dan kehilangan yang telah dialami.”
No Time to Die merupakan film James Bond ke-25. Film ini menjadi yang terakhir bagi Craig karena usianya sudah tak lagi sesuai dengan konsep si mata-mata ‘abadi’ di usia 33 tahun.
Daniel Craig telah berperan sebagai James Bond sejak 2006 lewat film Casino Royale. Total, ia memerankan karakter agen rahasia flamboyan itu dalam lima film, termasuk No Time to Die yang bakal rilis tahun ini.
Pihak studio secara resmi menunda jadwal tayang film James Bond terbaru ini dari April ke November karena isu penyebaran virus corona.
Keputusan itu diambil karena persebaran virus corona hampir di seluruh dunia.