Liputan21 – Para pelaku bisnis bioskop di China meminta kejelasan dari pemerintah mengenai imbauan penutupan kembali usaha mereka demi mencegah gelombang kedua penyebaran virus corona.
Salah satu perwakilan eksekutif bisnis bioskop yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa kini para pebisnis sedang cemas karena kemungkinan usaha mereka tak bisa buka hingga Juni atau Juli mendatang.
Para pebisnis lantas mengeluhkan standar tak pasti mengenai wilayah berisiko tinggi, menengah, atau rendah terkait penyebaran virus corona sehingga mereka tak bisa mengukur langkah selanjutnya.
“Jika mereka memberikan indikator, kami setidaknya memiliki harapan. Investor bisa memperkirakan kapan bioskop kembali dibuka, apakah harus bertahan atau mengganti pekerjaan,” katanya seperti dikutip Variety.
Ia kemudian berkata, “Industri perfilman tidak memiliki hak mendapatkan perlakuan istimewa, tapi kami menuntut keadilan.”
Bioskop China sendiri sebenarnya ditutup sejak akhir Januari lalu, sekitar satu bulan setelah wabah virus corona merebak di Wuhan.
Pada Maret lalu, sekitar 5 persen bioskop kembali dibuka, tapi harus menghadapi kenyataan hampir tak ada penonton yang datang. Bioskop juga terpaksa ditutup kembali demi mencegah gelombang kedua virus corona.
Namun, berdasarkan hasil survei yang dilakukan Asosiasi Film China dan layanan tiket daring, Maoyan Entertainment, kepada 1.500 orang yang dirilis Selasa (14/4), 72 persen pencinta film tak sabar kembali ke bioskop jika kembali dibuka dalam waktu dekat.
Melansir The Hollywood Reporter, survei itu juga menunjukkan 62 persen responden menyatakan selalu mengikuti perkembangan kabar pembukaan bioskop dan penayangan film di tengah wabah Covid-19.
Namun, hasil tersebut berbeda dengan survei yang dilakukan Guangzhou Daily kepada 37 ribu orang pada akhir Maret, tepat setelah Biro Film Nasional menyerukan penutupan lanjutan.
Sekitar 71 persen responden mendukung penutupan lanjutan dan hanya 14 persen yang menantikan pembukaan kembali bioskop.
