Liputan21.com – Film legendaris Forrest Gump yang dibintangi Tom Hanks pada 1994 dibuat ulang Bollywood dengan judul Laal Singh Chaddha. Film yang dibintangi aktor Bollywood Aamir Khan akan tayang di bioskop India pada Kamis (11/8).
Film yang disutradarai oleh Advait Chandan itu akan mengikuti alur yang sama dengan versi orisinal. Beberapa adegan kunci tetap disertakan, seperti permainan ping-pong dan ketika Forrest Gump banyak berlari.
Namun ada juga beberapa perubahan. Salah satunya frasa ikonis Forrest Gump mengenai hidup yang bagaikan sebuah kotak cokelat. Dalam versi Bollywood, cokelat diubah menjadi cemilan bulat India bernama golgappa.
Bagian belakang frasa itu ikut berubah. Dari arti ‘kamu tak akan pernah tahu apa yang kamu dapat’ menjadi peribahasa populer di India, yakni ‘perutmu terasa penuh, tetapi hatimu akan selalu menginginkan lebih’.
Film Forrest Gump terkenal menyertakan banyak momen historis dari sejarah Amerika, seperti Perang Vietnam, tarian Hound Dog milik Elvis Presley, skandal Watergate. Bahkan, Forrest Gump bertemu dengan Presiden John F. Kennedy.
Laal Singh Chaddha berjanji akan membawa orang-orang menelusuri sejarah India dengan cara yang sama seperti dalam film aslinya.
Saat ditanya momen bersejarah apa saja yang akan disertakan, Aamir Khan dan penulis skenario Atul Kulkarni belum rela membeberkan latar sejarah India mana saja yang akan ditampilkan.
Kulkarni hanya mengatakan bahwa naskahnya “kisah indah tentang negara indah bernama India melalui orang bernama Laal Singh”.
AFP melaporkan, film ini diharapkan bisa menghidupkan kembali industri film India khususnya era pasca-pandemi. Pada pasca-pandemi, banyak film Bollywood kalah saing dengan platform streaming seperti Netflix dan Disney+ Hotstar.
Bahkan, film-film yang laris di bioskop India tidak berasal dari Bollywood berbahasa Hindi, melainkan dalam bahasa India lainnya, seperti film aksi Pushpa, KGF: Bab 2 dan RRR.
Khan, yang ikut memproduseri Laal Singh Chaddha, percaya bahwa Bollywood tidak kehilangan semangatnya. Ia menyalahkan perilisan awal film pada layanan streaming yang membuat pendapatan box-office lebih rendah.
“Saya merasa bahwa mungkin kita, termasuk diri saya sendiri dalam hal ini, sebagai pembuat film Hindi, perlu memilih topik yang relevan untuk audiens yang lebih besar, daripada memilih topik yang relevan [hanya] untuk audiens yang lebih kecil,” kata Khan.