Drama Korea D.P memicu perdebatan terkait wajib militer Korea Selatan. Perdebatan ini kembali muncul karena serial ini menampilkan kisah yang mengingatkan kembali skandal pelecehan dan kekerasan yang dialami peserta wajib militer.
Para mantan militer pun ikut merespon serial ini. Beberapa mengatakan drama ini mencerminkan pengalaman mereka selama menjalani wajib militer.
Ada yang mengatakan penggambaran pelecehan di drama ini berlebihan. Sementara beberapa lainnya menghindari drama ini untuk mencegah ingatan traumatis mereka muncul kembali.
“Ada adegan di D.P. di mana mereka melempar sepatu tempur (ke tentara). Saya mengalami banyak pelecehan serupa. Sekarang saya melihat ke belakang, saya merasa itu tidak adil, tetapi saat itu itu sangat umum.” kata Ma Joon-bin, peserta wajib militer 2013-2014.
Sementara itu, Lee Jun-tae yang merupakan peserta wajib militer 2017-2019, mengatakan tidak pernah mengalami atau mendengar ada temannya yang mengalami pelecehan selama menjalani wajib militer.
Menanggapi perdebatan yang muncul, sutradara Han Jun-hee menyebut dirinya telah berusaha membuat kisah yang manusiawi, terutama terkait sistem militer yang dikenal membuat para desertir menjadi korban, penjahat, juga kerugian yang muncul pada mereka yang terpaksa melakukan perburuan.
“‘D.P’ adalah kisah melacak seorang desertir, tetapi pada saat yang sama, ini adalah kisah paradoks mencari putra, saudara lelaki, atau kekasih seseorang yang malang,” kata Han kepada Reuters.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan ikut angkat suara tentang drama yang tayang pada akhir Agustus tersebut. Juru bicara kementerian mengatakan bahwa lingkungan militer telah berubah dan kementerian telah mencoba untuk memberantas pelecehan dan perlakuan kasar.
Pekan lalu, militer Korea Selatan mengumumkan berencana menghapus sistem yang memungkinkan tentara berpangkat tinggi dapat melacak prajurit yang melakukan desersi.
Rencana itu sebenarnya telah ada sebelum serial D.P tayang. Perubahan itu mulai berlaku pada Juli 2022.
Serial ini berfokus pada tokoh bernama Jun-ho (Jung Hae-in) yakni tentara yang ditugaskan di unit D.P karena kejelian dan kegigihannya. Jun-ho tak mudah emosi, patuh terhadap aturan, dan pendiam.
D.P tayang saat terjadi perdebatan masa depan dan potensi penyalahgunaan di program wajib militer Korea Selatan. Dunia militer Korea Selatan telah diguncang oleh berbagai skandal pelecehan seksual tahun ini.
Hal itu mendorong anggota parlemen untuk mengeluarkan undang-undang berisi pelecehan seksual dan kejahatan kekerasan di militer akan ditangani oleh pengadilan sipil.
Korea Selatan memiliki militer aktif sebanyak 550 ribu orang dengan 2,7 juta tentara cadangan, di masa ketegangan puluhan tahun dengan Korea Utara.
Semua laki-laki di Korea Selatan harus menjalani wajib militer dan mengabdi hingga 21 bulan, tergantung pada tugas penempatannya.