Liputan21.com – Sejumlah seniman efek visual menyebut bekerja bersama Marvel adalah pengalaman “terburuk”. Mereka mengeluhkan terpaksa lembur dalam mengerjakan film Marvel karena kebijakan yang tak terkoordinasi dari studio tersebut.
Diberitakan New York Post pada Rabu (10/8), seorang seniman efek visual bernama David mengatakan kepada Gizmodo bahwa ia dan timnya bekerja lembur untuk Avengers: Infinity War dan Avengers: Endgame.
“Yang terburuk adalah ketika Avengers Infinity War dan Endgame keluar. Mereka benar-benar memajukan rilis film itu sebulan, tetapi mereka tidak memberi tahu kami,” katanya kepada Gizmodo.
“Saya ingat berada di ruangan bersama tim saya dan salah satu rekan saya mendatangi saya dan berkata, ‘Hei, kamu lihat ini?’ dan dia menunjukkan kepada saya artikel yang mengatakan Marvel memajukan tanggal rilis sebulan,” lanjutnya.
“Jadi kami mengetahui dari siaran pers bahwa kami memiliki satu bulan lebih sedikit untuk mengerjakan semua adegan ini,” sambungnya.
Ia lalu menyebut bahwa Marvel mengaku lupa memberitahu mereka tentang tanggal rilis yang baru.
Sikap Marvel itu pun dibongkar oleh para staf VFX. Mereka mengunggah berbagai keluh kesah di forum Reddit yang berjudul “Saya terus terang muak dan lelah bekerja dengan Marvel”.
Unggahan-unggahan itu umumnya berisi keluhan mengenai kondisi kerja dan pembayaran yang diberikan Marvel.
Salah satu staf, dengan nama samaran Sam, bahkan menyebut Marvel sebagai contoh terburuk dari berbagai masalah di industri perfilman.