Liputan21 – Keputusan untuk menyelenggarakan Festival Film Venesia di tengah pandemi Corona dianggap sebagai satu “pertanda harapan” bagi dunia perfilman setelah selama beberapa bulan bioskop ditutup, pembuatan film dihentikan dan pesta insan perfilman dibatalkan.
Penyebaran virus Covid19 yang cepat secara global memaksa perusahaan produksi film besar menunda pembuatan film dan festival layar perak ditunda atau dibatalkan. Salah satunya adalah Festival Film Cannes yang biasanya diadakan pada bulan Mei.
Meski Italia menjadi salah satu negara yang paling parah dilanda pandemi dengan 33 ribu korban jiwa, Direktur Festival Film Venesia Alberto Barbera menegaskan bahwa festival ke-77 akan tetap berlangsung pada 2-12 September mendatang.
Negara ini secara perlahan mulai mengendurkan kebijakan lockdown dan penyelenggara festival di kota kanal itu bertaruh situasi normal akan terwujud pada akhir musim panas nanti.
Festival film pertama pasca-corona ini sudah dipastikan akan mengadopsi aturan-aturan kesehatan dan menjaga jarak yang diwajibkan akibat pandemi ini.
“Edisi ini akan unik. Kami belum tahu bagaimana kami akan melakukannya, tetapi (kami) saat ini sudah melakukan seleksi film dan membuat rencana agar hadirin bisa terlibat dengan aman,” kata Barbera dalam unggahan di Instagram seperti dikutip kantor berita AFP.
Giorgio Gosetti, ketua kompetisi film inovatif dan original Venesia, mengatakan kepada AFP bahwa proses ini “seakan kembali ke awal penyelenggaraan pada 1932, yaitu tahun festival ini dimulai”.
“Semua pihak di dunia perfilman…saat ini merasa tempat paling tepat untuk merayakan, untuk memperlihatkan vitalitas, adalah festival tertua di dunia ini,” ujarnya.
Barbera berulang kali menolak usul agar festival bergengsi ini diselenggarakan secara daring dengan jumlah film yang ditampilkan pun dikurangi. Setiap tahun festival ini menerima lebih dari 200 film sebagai peserta.
Suasana yang biasa terlihat di festival ini seperti paparazzi mengambil gambar pesohor kelas atas di karpet merah dan memberi tanda tangan kepada penggemar mereka kemungkinan tidak akan lagi ada.
Pakar festival, Angela Prudenzi mengatakan “perhatian akan dicurahkan pada film, dan ini hal yang sangat baik”.
Bersaing dengan Cannes
Satu hal yang belum jelas adalah bagaimana Cannes yang dibatalkan bisa bekerja sama dengan Festival Venesia.
Thierry Fremauz, direktur festival Cannes, mengatakan telah berunding dengan Barbera mengenai kemungkinan kerja sama antara kedua festival itu.
Satu kesulitan yang dihadapi Festival Venesia adalah Cannes akan mengumumkan film-film yang telah diseleksi pada Rabu mendatang, sementara Venesia hingga kini belum mengungkapkan jadwal film yang akan ditayangkan.
Film berjumlah 50-60 ini tidak akan ditayangkan di Croisette, tetapi akan mendapat cap “Cannes 2020” yang dibuat setelah festival tahun 2020 ini dibatalkan.
Apakah sebagian dari film ini kemudian akan ditayangkan di Venesia atau malah ditayangkan di festival besar lainnya seperti Toronto dan San Sebastian masih belum jelas.
Majalah Hollywood Reporter melaporkan bahwa film baru sutradara Italia Nanni Moretti “Tre piani” yang dibuat berdasarkan novel Eskhol Nevo, sebelumnya akan ditayangkan perdana di Cannes namun kini akan diputar di Venesia.
Perusahaan-perusahaan besar Amerika yang sebelumnya dijadwalkan memutar perdana produknya seperti “The French Dispatch” karya Wes Anderson dan “Soul” produksi Pixar, memutuskan untuk menjadwal ulang tanggal rilis.
Festival Venesia yang biasanya diadakan di Lido, kemungkinan akan menambah bioskop penayangan film yang ikut serta pada tahun ini.
Beberapa pihak mengusulkan lokasi galangan kapal Arsenal yang biasanya menjadi tempat penyelenggaraan acara bienniale seni dan arsitek, diubah menjadi bioskop dengan pembatasan jumlah penonton.
Giona Nazzaro, yang menghidupkan kembali acara sampingan festival film Venesia mengatakan bahwa penyelenggaraan festival ini akan menjadi titik terang di masa kelam seperti saat ini.
“Bahwa industri, seperti industri film, yang terkena dampak mulai hidup kembali, merupakan satu pertanda harapan,” ujarnya.