Industri drama Korea menarik perhatian masyarakat terutama warga lokal dalam beberapa pekan terakhir karena kontroversi Joseon Exorcist. Drama tersebut dituding memutarbalikkan sejarah Korea yang berujung pada pemberhentian tayangan.
Joseon Exorcist merupakan drama terbaru karya penulis Park Kye-ok yang mengisahkan pemerintahan Raja Taejong dalam Dinasti Joseon 1392-1910. Drama bergenre fantasi supernatural ini menggambarkan pertarungan keluarga kerajaan melawan roh jahat.
Namun, drama tersebut hanya berumur dua episode karena mendapat kritik keras dari masyarakat yang membuat para sponsor mencabut iklan. Drama itu dikritik karena menggambarkan Raja Taejong yang berhalusinasi dan membantai orang-orang Joseon yang tidak bersalah.
Tak hanya itu, drama itu juga dikritik karena dinilai mendistorsi sejarah dengan menampilkan menu-menu makanan serta peralatan makan asal China kala itu.
Walau sudah meminta maaf, SBS akhirnya memutuskan memberhentikan rencana penayangan drama yang dibintangi Kam Woo-sung, Jang Dong-yoon, dan Park Sung-hoon ini. Para artis pemeran juga meminta maaf karena terlibat dalam drama itu.
Namun, kekecewaan masyarakat kini merambat ke banyak drama, salah satunya adalah Mr. Queen yang juga ditulis Park Kye-ok. Drama komedi fantasi itu dinilai mendistorsi sejarah atas Raja ke-25 Joseon, Cheoljong.
Seperti dilansir Korea Times, warganet Korea meminta seluruh episode Mr. Queen diberhentikan dari layanan streaming.
Selain itu, mereka kini juga mengkritik rencana penayangan drama Snowdrop yang mengambil latar belakang waktu 1987 ketika Korea Selatan mengalami gerakan demokrasi nasional.
Lebih dari 96.434 orang telah menandatangani petisi yang diajukan ke Kantor Kepresidenan Korea Selatan dengan tuntutan menghentikan penayangan drama Snowdrop.
Petisi tersebut mengklaim drama yang dibintangi Jung Hae-in dan Jisoo BLACKPINK ini menampilkan mata-mata sebagai karakter utama, serta dugaan keterlibatan Korea Utara dalam gerakan demokrasi Korea Selatan.
Tak hanya itu, petisi tersebut juga menyinggung keterlibatan tokoh-tokoh lain dalam penyiksaan dan pembunuhan orang untuk ‘mempercantik’ salah satu badan pemerintah Korea Selatan atau yang sekarang dikenal dengan Kementerian Keselamatan dan Perencanaan Nasional (NIS).
Lihat juga: Petisi Setop Drama Snowdrop Tembus 96 Ribu Suara
Namun, JTBC menyatakan Snowdrop bukanlah drama yang meremehkan gerakan pro-demokrasi dan mengagungkan Badan Perencanaan Keamanan Nasional dan mata-mata.
Terpisah, para pelaku industri drama khawatir perdebatan ini menghalangi proses pembuatan fiksi atau fantasi sejarah di masa mendatang karena rasa takut akan sensor publik.
Di sisi lain, para ahli mengatakan perdebatan akhir-akhir ini bukan mengenai pembatasan imajinasi. Mereka hanya disarankan untuk benar-benar melakukan penelitian sejarah dengan benar sebelum membuat karakter atau plot drama.
Saluran penyiaran juga diminta untuk memeriksa lebih lanjut selama proses produksi, termasuk menyaring sumber yang bermasalah dalam tahap praproduksi.
“fakta-fakta sejarah tidak bisa menggambarkan setiap momen di masa lalu, mereka (pelaku industri) bisa mengisi itu dengan imajinasi. Jika mereka berjalan dengan prinsip seperti itu, penonton akan biasa saja terhadap kesalahan sepele,” kata kritikus budaya Kim Seong-soo.