Permasalahan besar kehidupan Suryani (Shenina Cinnamon) terlihat jelas dalam trailer Penyalin Cahaya yang dirilis pada Kamis (7/10) malam. Masalah berawal dari kemenangan kelompok teater bernama Mata Hari yang ia naungi di kampus.
Suryani yang akrab disapa Sur ini tidak berperan sebagai pelakon dalam kelompok itu, melainkan sebagai desainer web.
Atas kemenangan tersebut Sur diajak menghadiri pesta di rumah salah satu anggota di malam hari. Di pesta itu, ia meminum minuman keras hingga mabuk parah dan tidak mengingat apa yang terjadi setelahnya.
Sur kaget ketika swafoto saat mabuk di pesta tersebut beredar di media sosial. Hal ini berdampak buruk pada kegiatan akademis di kampus, bahkan beasiswa Sur dicabut dengan alasan tidak berkelakuan baik.
Kejadian itu membuat Sur ingin mencari sosok yang melakukan hat tersebut kepada dirinya. Ia meminta bantuan sahabatnya sejak kecil, Amin (Chicco Kurniawan), yang bekerja sebagai tukang fotokopi di kampusnya.
Misi pencarian tersebut tampak tidak mudah meski Amin dan teman-teman teater membantunya. Namun, Sur sangat berambisi untuk terus mencari orang yang membuatnya sengsara.
Sebelumnya, sutradara Wregas Bhanuteja mendedikasikan film Penyalin Cahaya sebagai media untuk menyuarakan isu kekerasan seksual yang selama ini ditutup-tutupi banyak masyarakat Indonesia.
Ia memandang film adalah media komunikasi yang paling efisien untuk menyuarakan sebuah kegelisahan yang sedang terjadi di masyarakat, termasuk isu kekerasan seksual yang menjadi tema dalam film Penyalin Cahaya.
“Banyak sekali penyintas yang tidak mendapat keadilan, banyak penyintas yang memendam kisahnya karena lingkungan yang tidak support, seperti keluarga,” saat jumpa media pada September lalu.
Penyalin Cahaya dijadwalkan tayang perdana di Busan International Film Festival (BIFF) yang berlangsung pada 6-15 Oktober 2021 di Busan, Korea Selatan. Film ini mengikuti kompetisi utama BIFF yang bernama New Currents.
Selain Shenina dan Chico, film ini juga dibintangi aktor muda dan senior lain. Di antaranya adalah Lutesha, Dea Panendra, Jerome Kurnia, Giulio Parengkuan, Lukman Sardi, Ruth Marini, Donny Damara, dan Yayan Ruhian.