Liputan21.com – Lady Gaga menyediakan waktu di tengah-tengah konser tur Chromatica Ball untuk menyuarakan dukungan atas hak-hak aborsi yang dibatalkan Mahkamah Agung AS beberapa waktu lalu.
Dalam konser Gaga di Washington DC pada Senin (8/8), pelantun Born This Way tersebut mengatakan ia akan menyediakan waktu dalam konsernya untuk membicarakan masalah hak aborsi.
Ketika Gaga akan memainkan lagu The Edge of Glory dengan piano, ia menyebut lagu itu akan didedikasikan untuk para perempuan “yang khawatir” bila mereka hamil.
“Saya ingin mendedikasikan lagu ini untuk setiap perempuan di Amerika, untuk setiap perempuan yang sekarang khawatir akan tubuhnya bila dia hamil,” kata perempuan 36 tahun itu.
“Saya berdoa agar negara ini akan menyuarakan dan kita akan tetap bersatu dan tidak akan berhenti sampai itu terwujud,” katanya.
Sepanjang lagu, Lady Gaga meluangkan waktu untuk menyuarakan pendapatnya soal Mahkamah Agung yang membatalkan putusan Roe vs Wade.
Roe v Wade merupakan putusan penting atau landmark judgment Mahkamah Agung yang menyatakan Konstitusi Amerika Serikat melindungi kebebasan seorang perempuan hamil untuk melakukan aborsi.
“Bagaimana dengan semua perempuan yang diperkosa? Bagaimana dengan semua perempuan yang sekarat saat melahirkan?” ujar Lady Gaga.
Meski begitu, Gaga meminta maaf karena telah melakukan kampanye di tengah pertunjukan musiknya. Akan tetapi, menurutnya, hal itu penting untuk disuarakan dibandingkan apapun, termasuk penampilannya.
Sementara itu, Gaga pada 2021 pernah mengungkapkan bahwa ia mengalami pemerkosaan oleh seorang produser musik di awal kariernya meroket. Ia mengaku mengalami trauma psikis bertahun-tahun akibat hal tersebut.
“Kamu bisa melupakan hal-hal seperti itu. Tetapi ketika itu sangat berdampak padamu, hal itu bisa mengubah Anda. Saya mengalami gangguan psikis total. Dan selama beberapa tahun, saya bukan lagi wanita yang sama,” kata Gaga dalam sebuah episode “The Me You Can’t See” di Apple TV+.
“Apa yang aku rasakan ketika merasakan sakit adalah apa yang aku rasakan setelah aku diperkosa. Aku sudah menjalani begitu banyak MRI dan scan. Benar? Mereka tidak bisa menemukan (apapun), tetapi tubuhmu mengingatnya,” ujar dia.
Pada 24 Juni 2022, Mahkamah Agung Amerika Serikat memutuskan untuk membatalkan hak aborsi atau yang dikenal sebagai Roe v Wade dalam konstitusi negara tersebut.
Opini ini menjadi keputusan MA paling berpengaruh dalam beberapa dekade dan bakal mengubah peta kesehatan reproduksi perempuan di Amerika Serikat.
Gif banner Allo Bank
Dengan keputusan itu, diberitakan CNN, tidak ada lagi hak pemerintah federal untuk melegalkan aborsi. Sehingga, hak aborsi akan ditentukan oleh masing-masing negara bagian kecuali Kongres mengambil sikap.
Sementara itu, hampir separuh dari negara bagian di AS telah meloloskan hukum yang melarang aborsi. Sedangkan sisanya, memberlakukan tindakan tegas yang mengatur prosedur tersebut.