Liputan21 – Pemerintah Malaysia mengizinkan produksi film dan serial televisi pada 10 Juni mendatang dengan tetap mengikuti standar prosedur kesehatan di tengah pandemi Covid-19.
“Sebelumnya, saya mengatakan bahwa syuting film, TV, dan iklan bisa kembali dilakukan setelah Lebaran. Sekarang diputuskan, produksi bisa berjalan kembali mulai 10 Juni 2020,” ujar Menteri Pertahanan Malaysia, Ismail Sabri Yaakob, seperti dikutip Variety, Selasa (2/6).
Melanjutkan pernyataannya, Yaakob berkata, “Namun, semua produksi harus mematuhi SOP, terutama menjaga jarak sosial dan memastikan tidak ada kumpulan banyak orang.”
Berdasarkan protokol tersebut, tim produksi tak perlu menunjukkan upaya menjaga kebersihan dan pembatasan sosial di layar kaca. Namun, mereka harus memastikan para aktor dan kru harus selalu menjaga jarak aman 1 meter.
Selain itu, tim produksi juga harus memastikan tak lebih dari 20 orang berkumpul di satu set dalam satu waktu sekaligus.
Penyajian makanan juga tidak boleh dalam bentuk prasmanan, sementara kru tata rias harus memiliki panduan kebersihan khusus.
Meski syuting serial, film, dan iklan sudah diperbolehkan, proses produksi acara televisi yang mengundang banyak tamu masih belum diizinkan.
Proses produksi televisi dan iklan di Malaysia mulai berhenti sejak 18 Maret lalu, ketika pemerintah memberlakukan protokol penutupan wilayah secara ketat demi mencegah penyebaran virus corona.
Sebelum wabah corona melanda, Malaysia sedang berupaya memosisikan diri sebagai tujuan menarik untuk menjalankan produksi film atau serial internasional.
Pemerintah Negeri Jiran bahkan sudah menggelontorkan investasi untuk pembangunan Iskandar Stuidos, di mana The Weinstein Company menggarap serial Marco Polo untuk Netflix.