Liputan21 – Secara garis besar, film ini menggambarkan situasi Korea Selatan ketika masih di bawah kolonial Jepang dan berdekatan dengan pengeboman Hiroshima serta Nagasaki oleh Amerika Serikat pada 6 dan 9 Agustus 1945.
Ratusan orang, mulai dari pengangguran, mahasiswa, mafia, pemusik, hingga anak kecil ditipu dan dibawa ke Pulau Hashima, Jepang, untuk menjadi pekerja paksa di tambang batu bara. Perempuan di bawah umur bahkan dibawa untuk menjadi perempuan penghibur di Jepang.
Layaknya film sejarah soal upaya kemerdekaan, Jepang selaku pihak berkuasa benar-benar digambarkan sebagai sosok yang tak memiliki hati, licik, serta menggampangkan nilai nyawa orang lain.
Kendati demikian, The Battleship Island memiliki satu hal yang membuatnya berbeda dengan film bertema sejarah lainnya, seperti The Battle: Roar to Victory serta The Admiral: Roaring Currents.
Secara kasat mata, The Battleship Island memang menceritakan upaya ratusan warga Korea Selatan keluar dari kolonialisasi Jepang.
Namun, Ryoo Seung-wan selaku sutradara sesungguhnya lebih menggali perselisihan serta pengkhianatan yang terjadi di antara warga Korea. Aksi pro-Jepang dari beberapa karakter juga terlihat jelas dalam film itu.
Salah satu karakter berkewarganegaraan Korea bahkan secara blak-blakan menceritakan hidupnya jauh lebih menderita ketika bertemu orang Korea dibandingkan Jepang.
Sejatinya, situasi seperti itu benar-benar terjadi di dunia nyata. Banyak orang yang sesungguhnya dalam kondisi sama-sama susah atau terjajah, tapi malah merasa lebih baik dibandingkan lainnya.
Mereka lantas memilih untuk berlaku superior dan mencari untung atau selamat sendiri. Dasar permasalahan seperti itu sudah diangkat di banyak film, salah satunya Parasite.
Namun, jalan cerita yang juga ditulis Ryoo Seung-wan itu sempat dikritik banyak warganet Korea Selatan. Mereka mempermasalahkan kisah pengkhianatan sesama warga Korea dan yang pro-Jepang masa itu.
Catatan kecil lain dari The Battleship Island adalah keinginan Ryoo Seung-wan mengeksplorasi banyak hal dari para karakter utama.