Liputan21 – Intrik, kemunafikan, serta pahitnya kehidupan di sekolah menjadi garis besar dari tema cerita serial Girl From Nowhere.
Serial antologi ini sebenarnya telah dirilis sejak 2018, tapi masih menjadi salah satu tontonan asal Thailand yang cukup membekas dan mengesankan.
Bisa dikatakan, gaya serial ini mirip seperti film Thailand Bad Genius, dengan permasalahan yang dilihat lewat kacamata lebih luas tentang ketidakadilan di sekolah. Nuansanya pun dikemas lebih kelam dan mencekam.
Kisah Girl From Nowhere berfokus pada Nanno (diperankan Chicha Amatayakul), seorang gadis misterius yang kerap berpindah sekolah berbeda dan memiliki kemampuan untuk membongkar serta menghukum pelaku ketidakadilan di sekolah.
Girl From Nowhere terdiri dari 13 episode dengan setiap episode dalam serial ini memiliki pembahasan, latar sekolah, serta karakter yang berbeda. Benang merah cerita dalam serial ini hanya bertumpu pada Nanno. Seperti judul serial, asal-usul Nanno pun tak diketahui.
Dia hanya akan selalu muncul kembali di sekolah yang berbeda ketika episode baru dimulai.
Di setiap episode, peran Nanno membawa penonton pada kisah balas dendam yang luar biasa. Kisah itu menyoroti isu tentang pelecehan seksual, kecemburuan satu siswa dengan yang lain, obsesi menjadi nomor satu, mempertahankan eksistensi, perundungan, hingga sosok guru ‘killer.’
Di balik itu, serial ini juga mengusung bagaimana wanita satu hadir untuk memberdayakan wanita lain.
Serial yang diangkat dari kisah nyata ini pun menjadikan cerita dalam Girl From Nowhere terasa dekat dan cukup relevan pada kehidupan di SMA yang tak selamanya indah bagi sebagian orang.
Kisah kelam di bangku SMA dirasakan oleh mereka yang menjadi korban atau tertimpa masalah, kerap tak mampu bersuara atau memperjuangkan haknya. Untuk itu, tokoh Nanno seperti hadir untuk mereka bernafas kembali, menjatuhkan ketidakadilan.