LIPUTAN21.COM – Sutradara Lee Eung-bok mengakui bahwa proyek serial Sweet Home memerlukan biaya produksi yang besar karena penggunaan grafis komputer di hampir seluruh adegan dan episode serial tersebut.
“Sejujurnya, seperti yang kalian ketahui, saya bisa bilang Sweet Home merupakan proyek yang cukup mahal,” kata Lee Eun-bok dalam konferensi terbatas beberapa waktu lalu.
Sweet Home merupakan serial hasil adaptasi webtun bertajuk serupa yang mengisahkan kekacauan dunia karena manusia.
Tanpa alasan jelas, manusia tiba-tiba berubah menjadi monster karena dipicu oleh hasrat terdalam mereka. Sinopsis Sweet Home bisa dibaca di sini.
Dengan dasar kisah itu, mulai dari episode pertama hingga 10, penonton akan menyaksikan banyak monster serta adegan yang memerlukan efek spesial/grafis komputer (CG).
Sutradara Lee Eung-bok bekerja sama dengan tim visual dan efek khusus demi membuat monster benar-benar terlihat hidup. Efek visual dipercayakan kepada Westworld yang sebelumnya juga sudah membantu Lee Eung-bok dalam serial Goblin dan Mr. Sunshine.
Sementara itu, efek khusus ditangani Legacy Effect yang sebelumnya berpartisipasi dalam pembuatan film Avengers, Avatar, Hellboy, serta serial Stranger Things.
Tak hanya itu, ia juga melibatkan koreografer ternama Kim Seol-jin, serta aktor Troy James, sang “manusia karet”.
Tim produksi juga menyiapkan gedung apartemen Green Home dengan set yang dibangun di atas 11.500 meter persegi. Seperti dilansir Korea Herald, serial ini memakan biaya produksi lebih dari 30 miliar won atau sekitar Rp385,4 miliar (1 won=Rp12,85).
Kabar biaya produksi yang besar tersebut sudah beredar sejak awal 2020. Sweet Home memang disebut-sebut sebagai proyek besar Netflix dalam mengembangkan konten Korea.
Sebelum Sweet Home, Netflix juga sudah menayangkan sejumlah serial Korea dengan biaya produksi tinggi, salah satunya Kingdom. Serial zombi tersebut menghabiskan sekitar 20 miliar won atau Rp237 miliar untuk enam episode.
Selain itu, serial Arthdal Chronicles juga menghabiskan sekitar US$2 juta atau setara Rp29,6miliar per episode, serta Mr. Sunshine yang berbiaya US$1,2 juta atau Rp17,7 miliar untuk satu tayangan.